Profil Biografi Seto Mulyadi Pemerhati Anak -Cerita Lengkap Masa Mudanya

Seto Mulyadi adalah seorang psikolog dan pemerhati anak. Ia lulusan psikologi dari Universitas Indonesia, beliau juga pernah menciptakan karakter Si Komo seekor boneka yang diadaptasi dari hewan komodo, yang terkenal pada sekitar tahun 1990-an yang disiarkan oleh stasiun televisi TPI.

Biografi Seto Mulyadi Pemerhati Anak

Seto Mulyadi lahir pada tanggal 28 Agustus 1961 di Klaten. Ia lebih dikenal dengan nama Kak Seto, ia mempunyai seorang saudara kembar laki-laki bernama Kresno Mulyadi, seorangan psikiater anak di Surabaya, dan seorang kakak yang bernama Maruf Budiharjo Mulyadi, seorang anggota ABRI.

Seto Mulyadi hidup dalam keluarga yang berkecukupan, Mulyadi (ayahnya) adalah seorang perjabat Direktur perkebunan negara di Klaten. Dari tiga saudara kandungnya tersebut, Seto dianggap memiliki fisik yang paling lemah jika dibandingkan dengan ketiga saudara kandungnya.

Seto Mulyadi memiliki gaya rambut seperti para personil The Beatles karena pada saat kecil, ia pernah jatuh saat bermain sampai kening kirinya sobek. Untuk menutupi bekas jahitan tersebut, akhirnya ia membuat model rambutnya seperti The Beatles.

Saat Seto berusia 14 tahun, ayahnya meninggal dunia pada tahun 1966. Semenjak kematian ayahnya, ekonomi keluarganya mulai tidak stabil. Untuk mengatasi tekanan ekonomi tersebut, Seto terpaksa dititipkan ke rumah bibinya di Surabaya bersama kakak dan saudara kembarnya, Krisna.

Saat tinggal di Surabaya, Seto dan Kresno melanjutkan sekolah di SMA St. Louis, yang dimana rata-rata murid di sana berasal dari kalangan mengenah ke atas. Selama bersekolah di sana, Seto dan Kresno sering tidak membawa uang jajan karena hanya untuk membayar uang SPP saja.

Seto dan Kresno bercita-cita melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran. Tapi, cita-citanya menjadi dokter kandas sebab tidak diterima di fakultas kedokteran Universitas Airlangga. Sementara Kresno diterima di kedokteran dan kakaknya, Maruf, masuk Akabri.

Seto kecewa karena tidak diterima di Fakultas Kedokteras di Universitas Airlangga. Kekecewaan tersebut membuat dirinya meninggalkan rumah dan pada tanggal 27 Maret 1970, ia pergi ke Jakarta. Di sana ia memulai hidup dengan bekerja serabutan sambil menunggu tes Fakultas Kedokteran pada tahun berikutnya.

Pendidikan
  1. SD Ngepos, Klaten (1963)
  2. SMK, Klaten (1966)
  3. SMA St.Louis, Surabaya (1969)
  4. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1981)
  5. Program Magister Psikologi Universitas Indonesia (1989)
  6. Program Doktoral Psikologi Universitas Indonesia (1993)

Pada suatu hari saat Seto sedang menonton televisi, ia melihat acara Taman Indria yang diasuh oleh Bu Kasur yang pada saat itu ditayangkan di stasiun televisi TVRI. Ia pun tertarik dengan acara tersebut, ketertarikannya tersebut membuatnya untuk mencari rumah Bu Kasur dengan niat berguru.

Saat Seto menghampiri rumah Ibu Kasur, ia bertemu dengan Bapak Kasur, seorang pemilik Taman Kanak-kanak. Kemudian, meminta untuk menjadi asisten Pak Kasur secara sukarela tanpa dibayar. Akhirnya Pak Kasur menerima Seto sebagai asisten pada tanggal 4 April 1970. Setahun menjadi asisten, Seto mendapatkan gaji seperti guru-guru lain di sekolah Pak Kasur. 

Selama menjadi asisten, Seto memperhatikan cara-cara yang ditunjukkan oleh Pak Kasur dalam mendidik anak. Seto semakin memantapkan diri di jalurnya tersebut terlebih Pak Kasur selalu menjadi pendorong baginya untuk tetap menekuni dunia anak-anak. "Saya rasa adiklah yang harus melanjutkan perjuangan saya di dunia anak-anak," ucapan Pak Kasur kepadanya.

Pak Kasur memberikan saran untuk Seto agar masuk Fakultas Psikologi. Akhirnya pada tahun 1972, ia diterima di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Bersama Pak Kasur, Seto menumpahkan kecintaannya kepada anak-anak. Ia semakin bersemangat untuk menggeluti dunia anak-anak, namun secara mengejutkan Pak Kasur memutuskan untuk menutup Taman Bermainnya karena alasan kesehatan. Mendengar hal tersebut, Seto terkejut dan merasa sedih. Kecintaannya pada anak-anak membuatnya memberanikan diri untuk mengelola Istana Anak-Anak di Taman Ria Remaja, Senayan.

Pada tahun 1978, Seto mendapat kepercayaan untuk mengasuh acara Aneka Ria Anak-anak di TVRI. Semula ia berpasangan dengan Gator Sunyoto, kemudian dipasangkan dengan Rafika Duri, dan hingga akhirnya berduet dengan Henry Purwonegoro.

Dalam acara tersebut, Seto mendongeng dan menyanyi. Bahkan ia menunjukkan beberapa kemahirannya dalam bermain sulap yang membuat anak-anak suka dengannya. Ia juga berhasil menciptakan sebuah boneka khas binatang Indonesia yang bernama Si Komo yang berbentuk komodo. Dengan bonekanya tersebut ia makin dekat dengan anak-anak.

Pada tahun 1981, Seto berhasil lulus di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Pada 16 Juni 1982, ia menidirikan sebuah Taman Kanak-kanak yang ia beri nama Mutiara Indonesia, ia menggunakan nama tersebut karena ia mengganggap bahwa anak-anak adalah mutiara bangsa dari sekarang hingga masa yang akan datang. Dua tahun kemudian, Seto mendirikan Yayasan Nakula Sadewa, wadah untuk para anak kembar dan orangtuanya.

Pada tahun 1987, Seto menikah dengan Deviana, usia keduanya berjarak 18 tahun, namun Devi tidak bersedih, menurutnya suaminya merupakan sosok bapak, saudara dan sahabat dalam berbagi suka dan duka. Pada saat pernikahan, Seto membayar nazarnya yang telah ia ucapkan "jika suatu saat saya menikah, saya akan mendongeng kepada anak-anak yatim piatu".

Dari pernikahannya tersebut, Seto mempunyai empat orang anak, antara lain; Eka Putri Duta Sari, Bimo Dwi Putra Utama, Shelomita Kartika Putri Maharani, dan Nidya Putri Catur. Bersama keluarganya tersebut ia tinggal di kawasan Cireundeu. Sebagian tempat tinggalnya dimanfaatkan untuk sarana bermain anak-anak seperti terdapatnya ayunan, ruang kelas, kolam renang mini, tidak hanya itu bahkan ruangan didekorasi dengan warna-warna yang ceria.

Seto mendidik anaknya dengan baik, selian itu ia juga menjadikan anak-anaknya sebagai sahabat dan guru. Hubungan dekat dengan anaknya pun sudah dituangkan di dalam buku yang berjudul Anakku, Sahabatku, dan Guruku. Dalam buku tersebut ia menuliskan bahwa anak dapat menjadi sahabat dalam berbagi masalah. Anak juga bisa menjadi guru untuk belajar tentang kreativitas, spontanitas, kebebasan berfikir, dan mempunyai kasih sayang yang tulus.

Mendirikan Homeschooling Pada tahun 2007, Seto mendirikan sekolah alternatif yang bernama Homeschooling Kak Seto, merupakan sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah. Homeschooling menjadi lembaga pendidikan alternatif yang menjadi salah satu solusi pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.

Homeschooling menempatkan anak-anak sebagai subjek denga pendekatan di rumah. Dengan pendekatan di rumah, inilah anak-anak merasa dapat belajar apapun, kapan saja, di mana saja sesuai dengan keinginannya. Jadi, meski disebut sebagai homeschooling, tidak berarti bahwa anak-anak akan terus menerus belajar di rumah, tapi anak-anak dapat belajar dengan kondisi yang benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti di rumah. Salah satu siswa dari homescooling kak Seto adalah Nikita Willy.

Berkat pengabdiannya pada dunia anak-anak, Seto dianugerahi sejumlah penghargaan antara lain :
  1. Orang muda Berkarya Indonesia (1987)
  2. The Outstanding Young Person of the World (1987)
  3. Peace essenger Award, New York (1987)
  4. The Golden Ballon Award, New York (1989)

Pada tahun 1998, Seto dipilih untuk menjadi Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA), organisasi yang bertujuan untuk memantau, memajukan, dan melindungi hak anak, serta berbagai kemungkinan pelanggaran hak anak yang dilakukan oleh Negara, perorangan, atau lembaga. Untuk saat ini ketua dari Komnas PA adalah Arist Merdeka Sirait, sedangkan Seto menjabat sebagai Ketua Dewan Konsultatif Nasional.

Informasi Biografi di atas ini kami sadur dari berbagai sumber, namun kami tidak menjamin akan kebenarannya. Jika ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan atau informasi yang kami sampaikan di atas kami mohon maaf dan berharap agar Anda bisa membetulkannya melalui kotak komentar atau bisa menghubungi kami melalui email kami. Terima kasih.

0 Response to "Profil Biografi Seto Mulyadi Pemerhati Anak -Cerita Lengkap Masa Mudanya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel